Minggu, 10 Maret 2019

Bulan Maret ini banyak yang Menikah

Bulan Maret ini banyak yang menikah. Pekan lalu kami menghadiri walimatul 'urs teman isteri saya. Malam kemarin kami menghadiri resepsi pernikahan teman saya. Insya Allah dua pekan nanti anak tetangga kami juga akan menikah.

Selain dari ketiga acara pernikahan itu, banyak juga kabar pernikahan dari teman-teman yang lain yang telah ataupun yang akan melangsungkan pernikahan di bulan Maret ini. Tabarakallahu.

Saya sudah banyak menghadiri pesta pernikahan, dari mulai pesta mewah yang diadakan di hotel berbintang, sampai dengan pesta sederhana yang hanya digelar di halaman rumah.

Dari menghadiri pesta-pesta pernikahan itu, saya juga banyak mendapatkan souvenir pernikahan yang dibagikan bagi para tamu undangan. Souvenir yang paling sering adalah kipas. Saya pun ketika menikah souvenirnya kipas, hehehe. 

Namun, dari sekian banyak souvenir yang pernah saya dapatkan, ada tiga souvenir yang awet saya gunakan hingga kini. Yang pertama adalah taplak tatakan cangkir. Benda ini saya dapatkan pada pesta pernikahan teman staf sekretaris di kantor saya. Tatakan cangkir ini menjadi alas gelas minum saya di kantor.

Yang kedua adalah talenan. Benda ini saya dapatkan dari pesta pernikahan teman bermain futsal. Waktu itu saya masih bujang. Setelah menikah, talenan ini menjadi sering digunakan bahkan hampir setiap hari oleh isteri saya. Untuk alas mengiris bawang, lombok, sayur, dan bumbu dapur lainnya.

Yang ketiga adalah jam dinding. Benda ini saya dapatkan pada pesta pernikahan salah seorang teman yang ketika kuliah dulu menjadi adik tingkat saya. Waktu itu pestanya diadakan di Manado tempat saya merantau kerja dan berdomisili. Jam dinding ini masih awet hingga sekarang dan menghuni salah satu ruangan di rumah kami.

Souvenir ini sepertinya menjadi salah satu pernak-pernik yang hampir selalu ada disetiap pesta pernikahan, selain photo booth yang juga mulai sering disiapkan di pintu masuk.

Namun, pernikahan bukan soal bagaimana pesta pernikahan kita ataupun bukan soal sovenir apa yang kita siapkan. Yang lebih penting ternyata adalah niat. Kita menikah karena dan untuk apa? 

Apakah karena kita sudah bekerja maka harus menikah? Apakah karena teman-teman seangkatan kita sudah banyak menikah maka kita pun harus menikah? Apakah karena orangtua kita sudah kepingin menimang cucu maka kita harus menikah? Apakah karena umur kita sudah memasuki angka tigapuluhan maka menikah sudah tidak boleh ditunda lagi?

Ternyata yang lebih penting dan utama adalah niat. Maka niatkanlah menikah untuk beribadah karena Allah. Begitulah pesan Agama. Bagi yang sudah menikah, belum terlambat untuk memperbaharui niat. Bagi yang belum menikah, belum tibakah saatnya untuk menikah? Semoga saatnya segera tiba, dan ketika saat itu tiba maka niatnya adalah menikah karena Allah. Aamiin Allahumma Aamiin.

Salam dari kami di Manado ...

(*)