Sabtu, 02 April 2011

Sungguh ...



Seorang teman mengeluh kepada saya,

“Mengapa ya kalau saya menundukkan kepala lalu mengangkatnya beberapa saat kemudian, mata saya menjadi berkunang-kunang?”

Ditanya seperti itu dengan kapasitas saya yang bukan seorang dokter tentu saja membuat saya tidak bisa menjawab secara pasti. Namun, berdasarkan pengalaman orang-orang yang saya dengar bahwa gejala seperti itu boleh jadi adalah gejala kurang darah atau tekanan darah rendah.

Analisa saya:
Pada saat teman tadi menundukkan kepala, pembuluh darah yang ada di leher tertekuk. Karena tekanan darahnya rendah, maka darah yang dipompa dari jantung untuk diteruskan ke kepala menjadi terhambat oleh adanya tekukan atau lipatan pembuluh darah di daerah leher. Dengan begitu pasokan darah ke kepala menjadi berkurang, sehingga menjadikan fungsi organ-organ yang ada di bagian kepala menjadi tidak maksimal. Salah satunya adalah mata yang berkunang-kunang.

Dengan analisa seperti itu, saya menjawab kepada teman tadi,

“Barangkali gejala kurang darah, Pak !”

Mendengar jawaban saya, teman tersebut mengiyakan namun dengan kurang yakin. Teman saya lalu bercerita kalau sudah dua malam dia selalu tidur lebih larut dari biasanya dan bangun pagi terburu-buru.

Saya langsung menginterupsi dan bilang kepada teman tadi bahwa biang kerok dari mata berkunang-kunang yang dialaminya, hampir pasti adalah karena aktifitas tidur yang terlalu larut malam itu. Dan saya menyarankan dengan sedikit mencandai dia bahwa kalau pagi jangan langsung buru-buru bangun. Biarkan dulu nyawa kembali seratus persen. Berikan waktu kepada tubuh untuk melakukan booting (pembacaan memory; istilah komputer). Jangan sampai karena terburu-buru bangun menyebabkan sebagian nyawa belum sempat masuk ke dalam tubuh dan tertinggal di tempat tidur.

“Ah, sambarang kau”, jawab teman saya dengan terbahak-bahak.

 * * *

Akhirnya, pagi ini saya mengucap syukur karena telah dihidupkan kembali dari mati kecil saya semalam. Lagi-lagi saya masih diberi waktu untuk meraih impian-impian yang belum terwujud. Walaupun saya tahu, sering kali kewajiban-kewajiban kepada-Nya tidak saya laksanakan. Sungguh, rahmat Allah untuk seluruh alam.

Selamat berakhir pekan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar