Jumat, 02 Oktober 2015

Tentang Baju Batik Cokelatku

Hari ini kamu memakai batik warna apa?

Hari ini saya memakai batik warna cokelat. Saya sudah lupa berapa harga belinya. Apakah 30 ribu atau 50 ribu. Saya beli di Tanah Abang Jakarta, lima tahun yang lalu. Kebetulan waktu itu saya sedang mengikuti pendidikan dasar sebagai karyawan baru di perusahaan tempatku bekerja sekarang. 

Ketika mengikuti pendidikan, saya hanya membawa satu baju batik, itupun dipinjam dari teman. Baju batik pinjaman tadi saya pakai saat pembukaan acara. Padahal, saat penutupan kegiatan peserta masih diharuskan memakai batik. Saya tidak mau kalau kostum saya pada pembukaan dan penutupan acara masih dengan batik yang sama. Maka ketika tiba jadwalnya jalan-jalan, salah satu tempat yang saya dan teman-teman datangi waktu itu adalah Pasar Tanah Abang. Seingat saya, waktu itu saya hanya membeli selembar baju batik cokelat yang saya pakai hari ini dan sebuah jam tangan kw yang sekarang sudah innalillahi.

Hingga hari ini saya sudah memiliki beberapa koleksi baju batik. Hampir selusin barangkali. Kebanyakan dari koleksi itu adalah hadiah dan oleh-oleh dari teman. Walaupun baju batik saya sekarang ada beberapa, tapi yang paling sering saya pakai adalah batik cokelatku ini. Alasannya sederhana. Baju batikku ini anti kusut dan tak butuh diseterika. Karena alasan yang sederhana itulah, makanya batik cokelatku ini selalu jadi pilihan pertama yang akan saya masukkan ke dalam ransel ketika akan dinas ke daerah.

* * *

Ada cerita lain yang juga akan selalu saya kenang tentang batik cokelatku ini. Kejadiannya pas Hari Batik tahun 2014 yang lalu. Hari itu saya tidak berniat sama sekali memakai batik. Saya pun sebenarnya lupa kalau hari itu adalah Hari Batik. Biasanya sehari sebelumnya kami diingatkan melalui surat edaran dari kantor pusat untuk mengenakan baju batik. Tapi sepertinya saya tidak mengetahui adanya surat edaran tersebut.

Pagi itu jam masuk kantor sudah mepet sekali, sudah hampir jam setengah delapan. Sedangkan saya hanya baru menyelesaikan mandi. Ketika membuka lemari tak ada kemeja kantor yang layak dipakai kecuali diseterika dulu. Jarak kosan tempat tinggal saya memang hanya lima menit naik motor, tapi kalau harus menyeterika baju dulu maka saya akan menghabiskan alokasi waktu yang lima menit tadi. Saya pasti akan terlambat membubuhkan sidik jari di mesin absensi fingerprint. Tanpa berpikir panjang lagi, saya langsung menyambar baju batik cokelatku ini. Bisa langsung dipakai, tak butuh diseterika.

Sampai di kantor ternyata banyak teman-teman yang tidak tahu, dan lupa memakai batik. Dalam hati saya membatin, sebenarnya saya pun lupa bahwa hari itu Hari Batik. Kebetulan saja saya memakai batik karena kemeja-kemeja yang lain belum diseterika. wkwkwkwk.

Selamat Hari Batik. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar