Minggu, 22 April 2012

merasakan sensasi menjadi Bos

Waktu sekolah dulu saya biasanya sangat senang kalau tugas yang seharusnya diselesaikan di kelas kemudian oleh guru diminta untuk dilanjutkan penyelesaiaannya di rumah. Saya sangat senang. Karena di rumah saya akan punya cukup waktu untuk menekuni tugas itu, atau, kerena saya bisa menyelesaikannya dengan diskusi berkelompok dengan teman-teman. Itu dulu.

Saat bekerja kini, saya berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan seluruhnya di kantor pada hari itu juga. Saya berusaha untuk tidak membawanya ke rumah. Karena di rumah adalah saat untuk diri sendiri dan orang-orang di sekeliling saya.

Kini saya sedang belajar menjalankan bisnis kecil-kecilan. Saya sedang belajar menjadi Bos atas uang yang saya miliki. Seperti air, uang pun butuh mengalir. Dengan demikian uang tadi akan lebih bermanfaat. Salah satu cara untuk mengalirkan uang adalah lewat jual-beli, lewat berdagang.

Berdagang. Ya. Saya sedang belajar berdagang. Jam tangan. Ada yang menawari saya. Tawaran itu saya terima. Maka, tiga pekan sudah, setiap Sabtu-Minggu saya merasakan sensasi menjadi Bos. Saya terus berpikir agar aliran uang yang saya susun selalu menemui muaranya. Bagaimana kalau begini. Coba. Bagaimana kalau begitu. Coba lagi. Akhirnya saya mengerti. Semua strategi yang dipikirkan harus mewujud dalam perbuatan.

Saya sudah mencobanya. Saya sudah menjual 14 buah jam tangan itu. Empat belas buah hanya dalam beberapa hari. Menarik bukan? Saya akan terus melakukannya.


Atau, mungkin kau juga ingin merasakan bagaimana sensasi menjadi Bos?   COBALAH.  

* * *


Tidak ada komentar:

Posting Komentar